Post Top Ad

Your Ad Spot

Sabtu, 17 Juli 2010

Naiknya Permukaan Air Laut Kuatirkan Jutaan Penduduk di Pesisir


Penduduk di beberapa wilayah pesisir pulau-pulau di Samudera Hindia terancam oleh naiknya permukaan air laut, demikian hasil suatu penelitian yang memadukan pengukuran air laut dan observasi satelit oleh University of Colorado di Boulder, seperti dilaporkan ScienceDaily [1].

Naiknya permukaan air laut ini terdeteksi sepanjang garis pantai dari Teluk Benggala, Laut Arab, Sri lanka, Sumatera dan Jawa; sehingga dipastikan makin memperburuk banjir air pasang di wilayah regional tersebut.

"Hasil studi kami ini menunjukkan bahwa jika efek pemanasan antropogenik di masa depan Indo-Pasifik Warm Pool mendominasi variabilitas alam, maka pulau-pulau di tengah laut seperti Kepulauan Mascarenhas, pantai Indonesia, Sumatera dan Samudera Hindia utara mungkin mengalami kenaikan permukaan laut secara signifikan dari rata-rata global, " kata Associate Professor Weiqing Han dari Departemen Ilmu Atmosfer dan Kelautan University of Colorado.

Lebih lanjut Han mengatakan [1]: " ... Kolam hangat (warm pool) Indo-Pasifik telah dipanaskan sekitar 1 derajat Fahrenheit atau 0,5 derajat Celcius, dalam 50 tahun terakhir".

Karenanya, studi tersebut juga menyatakan bahwa sebagian peningkatan permukaan air laut berasal dari kegiatan manusia yang menghasilkan gas rumah kaca.


Suatu working-paper yang diterbitkan oleh Nature Geoscience [3], menyatakan bahwa sementara sejumlah daerah di kawasan Samudera Hindia menunjukkan kenaikan permukaan laut, Kepulauan Seychelles dan Zanzibar di lepas pantai Tanzania menunjukkan penurunan permukaan laut terbesar. Pola variabilitas alam ini secara geografis tidak seragam. Studi ini juga menemukan bahwa permukaan laut telah menurun secara substansial di Samudera Hindia Tropis, tetapi sebaliknya telah meningkat di wilayah lain.

Pola perubahan permukaan laut didorong oleh gabungan dari dua pola utama udara (angin) di atmosfer yang dikenal sebagai Hadley Cell (sirkulasi Hadley) dan Walker Cell (sirkulasi Walker) yang makin meningkat.

Sirkulasi Hadley di Samudra Hindia didominasi oleh arus udara naik di atas perairan tropis yang sangat panas di dekat khatulistiwa dan mengalir kearah-kutub, kemudian tenggelam ke dalam laut di perairan sub-tropis sehingga menyebabkan udara di atas muka laut mengalir kembali ke khatulistiwa.



Sedangkan, sirkulasi Walker menyebabkan udara mengalir ke arah barat naik dan di tingkat atas, tenggelam ke permukaan dan kemudian mengalir ke arah timur kembali ke kolam hangat Indo-Pasifik [3].

Gas rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim adalah salah satu variabel alam yang secara langsung dapat mempengaruhi permukaan laut. Seperti halnya udara dan cairan lainnya, air memuai karena kenaikan suhu (yaitu, densitasnya naik turun sebagai suhu).

Perubahan iklim meningkatkan suhu air laut, awalnya di permukaan saja tetapi berabad-abad kemudian panas makin masuk di kedalaman laut dan makin meluas sehingga memberikan kontribusi untuk kenaikan muka laut akibat ekspansi termal.

Ekspansi thermal diperkirakan telah menyumbang sekitar 2,5 cm dari kenaikan permukaan laut pada paruh kedua abad ke-20.

Selanjutnya, laju kenaikannya makin cepat menjadi sekitar 3 kali dari tingkat ini pada awal abad ke-21 [4]. Tak pelak lagi dampaknya akan dirasakan berjuta-juta penduduk yang tinggal di wilayah pesisir pantai pulau-pulau.

Oleh karena itu, selain kita diharapkan dapat mengurangi gas rumah kaca, pemerintah Indonesia nampaknya perlu untuk melakukan kajian dan memantau perubahan permukaan laut secara lokal dan regional, mengingat fenomena alam tersebut akan berdampak besar bagi wilayah pesisir pulau-pulau di Samudera Hindia, diantaranya pulau Sumatra dan Jawa di masa depan.

Setidaknya, hasilnya dapat digunakan untuk melakukan mitigasi atau adaptasi bagi masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir pantai yang kena dampak naiknya air laut tersebut.

Sumber:
1. SecienceDaily (2010), Sea Levels Rising in Parts of Indian Ocean; Greenhouse Gases Play Role, Study Finds http://www.sciencedaily.com/releases/2010/07/100713101412.htm
2. Dwiko Handiko Bowo, 2009. Pergerakan Indo-Pacific Warm Pool (IPWP) ke Timur Penyebab El Nino di Indonesia http://blueseafer.wordpress.com/2009/12/25/pergerakan-indo-pacific-warm-pool-ipwp-ke-timur-penyebab-el-nino-di-indonesia/
3. Weiqing Han, et.al, 2010. Patterns of Indian Ocean sea-level change in a warming climate, Nature Geoscience, published online: 11 July 2010 | http://www.nature.com/ngeo/journal/vaop/ncurrent/abs/ngeo901.html
4. Climate Institute,2009. Ocean and Sea level Rise http://www.climate.org/topics/sea-level/index.html

Gambar oleh:Jyotika I. Virmani and Christina Holland, The Oceans In Motion: El Niño and its Effects http://waves.marine.usf.edu/elnino_menu/elnino_menu_article.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

Your Ad Spot

Pages