Post Top Ad

Your Ad Spot

Senin, 02 Desember 2019

Konflik Manusia dan Satwa Liar - Kejadian dan Penyebabnya

    Credit Foto: Pixabay

Manusia diterkam harimau di Pulau Sumatera Indonesia telah terjadi pada tahun 2019, setidaknya si raja hutan ini telah beraksi 4 kali, yaitu pada bulan-bulan:
-          Januari 2019: harimau menerkam buruh di Riau,
-          Maret 2019: harimau menerkam warga di hutan yang jauh dari pemukiman di Riau,
-          Agustus 2019: harimau menerkam warga yang sedang mandi di sungai dekat hutan di Riau; dan
-          November 2019: seorang petani kopi meninggal diterkam harimau di Lahat Sumatera Selatan;

Nampaknya “konflik” antara manusia dan satwa liar belum berhenti. Konflik antara manusia dan harimau ini terjadi di berbagai belahan dunia.

Kaji ulang oleh Torres, D.F, et.al  (2018)  terhadap  473 artikel ilmiah periode 2008 - 2017 dengan subyek konflik antara manusia dan satwa liar darat di  99 negara di dunia, telah mencatat banyaknya kejadian konflik yang berakibat korban (manusia) meninggal dunia dan luka-luka.  

Korban konflik yang terbanyak adalah di Bangladesh dan berturut-turut lima besar adalah: India, Australia, Indonesia dan Mozambik.


                                    Sumber: Torres  D.F, et.al, 2018 (diolah)


Konflik manusia dan satwa liar

Kaji ulang Torres dan kawan-kawan tersebut menyatakan bahwa 262 jenis satwa vertebrata yang termasuk di dalam 56 famili satwa liar daratan menjadi bagian dari konflik ini (Torres, D.F, etal, 2018).

Dari 262 jenis satwa liar ini termasuk di dalamnya 53 jenis yang the terancam punah, terbanyak adalah jenis hewan menyusui (mamalia) dan burung  (aves).

Adapun dari keluarga mamalia, termasuk famili Felidae (kucing, singa dan harimau); Canidae (serigala, coyote, rubah, dll) dan Ursidae (keluarga beruang). Bahkan tidak saja konflik antara manusia dan satwa pemakan daging, tetapi tercatat pula konflik antara manusia dan satwa liar dari keluarga Elephantidae (gajah) dan Cercopithecidae (baboon, dll).

Penyebab konflik

Konflik antara manusia dan satwa liar umunya terjadi karena kegiatan manusia berdampak negatif bagi kebutuhan hidup satwa liar, sebaliknya kebutuhan hidup satwa liar berdampak negatif terhadap tujuan kegiatan manusia. 

Ketika satwa-satwa liar itu butuh makanan, mereka datang ke lahan-lahan pertanian atau kebun-kebun milik masyarakat dan memakan tanaman di ladang-ladang pertanian yang ada.  Sebaliknya, contoh  kegiatan manusia yang berdampak bagi satwa liar adalah menebang pohon-pohon atau membuka hutan sehingga mengurangi ruang hidup dan pakan bagi satwa liar yang ada.

Bagi manusia adanya gangguan terhadap lahan pertanian atau perkebunan, seringkali mereka  tanggapi dengan cara mengancam atau membasmi satwa-satwa individu penggangu.

Aktivitas satwa liar yang merugikan manusia

Kaji ulang atas dokumen konflik manusia dan satwa liar 10 tahun terakhir oleh Torres dan kawan-kawannya (2018) menemukan bukti bahwa aktivitas satwa liar yang menyebabkan kerugian manusia, berturut-turut  adalah : merusak tanaman pangan; memangsa hewan ternak dan menyerang manusia, lihat gambar di bawah ini.

      Sumber: Torres  D.F, et.al, 2018 (diolah)

Satwa liar ini menjadi ancaman bagi manusia lebih karena kebutuhan makan atau mangsa sehingga mereka harus keluar dari ruang hidupnya atau hutan dimana mereka tinggal dan masuk ke pemukiman dan ladang-ladang pertanian. Salah satu sebab mereka keluar dari habitatnya adalah makin rusaknya hutan dan berkurangnya makanan alami mereka.

Tiga kondisi yang  mendorong konflik manusia dan harimau

Beberapa penelitian menyimpulkan, meskipun masih dimungkinkan penyebab lain akibat dari terjadinya konflik manusia dan harimau di Indonesia. Terdapat 3 (tiga) kemungkinan kondisi yang mendorong terjadinya konflik, sebagai berikut:

Pertama, bahwa harimau yang dikenal memiliki ruang jelajah (home range) yang luas menerima dampak dari batas suatu hutan yang dibuat manusia secara ketat, bisa berupa batas alami sungai yang lebar dan panjang, contoh di Taman Nasional Way Kambas Lampung, sehingga satwa liar ini tidak mampu menjelajah jauh meninggalkan hutannya. Selain itu aktivitas manusia dibatasi untuk masuk ke dalam hutan. Pakan atau mangsa mereka cukup melimpah di dalam hutan sehingga harimau enggan untuk meninggalkan tempat hidupnya di hutan. Konflik antara manusia dan harimau paling sedikit terjadi dalam kondisi seperti ini.

Kedua, Di satu sisi, manusia masih dibolehkan untuk memanfaatkan sumberdaya hutan.  Namun di sisi lain hutan tempat manusia beraktivitas ini adalah habitat harimau. Populasinya cukup terjaga,  satwa ini berkembang biak secara wajar. Pakan atau mangsanya cukup tersedia. Biasanya hutan ini  adalah hutan-hutan lindung, yang pengawasannya tidak ketat.  Kondisi seperti ini menjadikan konflik antara manusia dan harimau menjadi lebih tinggi peluangnya dibanding skenario yang pertama tadi.

Ketiga, perkampungan warga masyarakat yang terisolir dikelilingi hutan tempat hidup (habitat) harimau yang luas. Upaya untuk membuka kawasan hutan guna membangun jalan, sarana-prasarana desa atau membuka perkebunan di habitat harimau ini menjadikan peluang pertemuan antara manusia dan harimau makin besar. Dalam kondisi seperti ini, kejadian masuknya harimau ke ladang-ladang dan pemukiman warga masyarakat atau serangan harimau kepada warga setempat akan sering terjadi. 

Konflik antara manusia dan harimau di masa depan.

Saat ini ketika hutan mulai ditebangi habis dan perburuan untuk memperdagangkan bagian tubuh satwa liar, seperti  kulit dan taring harimau makin marak, tak pelak  populasi harimau Sumatera akan makin berkurang di masa depan. Pada akhirya berdampak pula dengan makin berkurangnya konflik antara manusia dan harimau.

Reference:

1.       Nyhus, P.J and Tilson, R. (2004). Characterizing human-tiger conflict in Sumatra, Indonesia: Implications for conservation. Oryx Vol 38 No.1, Januari 2004.
2.       Torres, D.F, et.al (2018). Conflict Between Humans and Terrestrial Vertebrates: A Global  Review. Tropical Conservation Science Volume II : 1 – 15. SAGE publishing.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

Your Ad Spot

Pages