Post Top Ad

Your Ad Spot

Senin, 16 September 2019

Apa Penyebab Dan Dampak Kebakaran Hutan di Indonesia ?

Setelah hutan Amazon di Amerika Selatan terbakar bulan Agustus 2019 lalu, sampai dengan minggu ini ramai pemberitaan di media sosial tetang kebakaran hutan di Indonesia.

Sabtu 14 September 2019, pemerintah Indonesia telah menyegel 42 perusahaan yang diduga menyebabkan kebakaran hutan dan menyebarkan kabut tebal yang membahayakan warga masyarakat di wilayah Asia Tenggara.

Kejadian kebakaran hutan ini berulang setiap tahun. Kejadian seperti ini mengingatkan saya kembali ketika saya berkerja di bidang kehutanan.  

Beberapa kali saya  terlibat langsung menangani kebakaran hutan di lapangan.  Mencegah dan melindungi kawasan hutan yang dikelola oleh perusahaan di wilayah Sumatera Selatan menjadi salah satu tanggung-jawab saya selaku pimpinan lapangan waktu itu.

Upaya pemadaman kebakaran hutan itu sangat melelahkan, berisiko tinggi bagi para petugas pemadam api dan memakan biaya yang besar selama berhari-hari.

Apa yang menyebabkan terjadinya kebakaran hutan, seberapa sering terjadi dan apa dampaknya bagi masyarakat ?  

1.   Apa Penyebab Terjadinya Kebakaran Hutan ?

Kejadian kebakaran hutan besar di Indonesia adalah dampak dari kekeringan yang berkelanjutan karena El Nino, yaitu variasi angin dan suhu permukaan laut di wilayah tropis sebelah timur Samudera Pasifik yang berpengaruh terhadap cuaca di wilayah tropis dan sub tropis.

Penyebab tidak langsung kebakaran hutan, menurut suatu penelitian terpadu[1] yaitu kebijakan pemekaran wilayah administrasi pemerintahan, Kabupaten atau Desa. Kebijakan ini telah meningkatkan kejadian kebakaran yang dihitung dari banyaknya titik api (hotspots) per satuan waktu.

Di tingkat Kabupaten, pembagian wilayah, pembangunan infrastruktur dan pengembangan ekonomi telah meningkatkan terjadinya kebakaran hutan dan seringkali sulit diprediksi kejadiannya.  Bahkan kejadian kebakaran hutan dijumpai di wilayah usaha kebun-kebun kelapa sawit dan hutan tanaman untuk pulp yang aktif beroperasi.

Adapun penyebab langsung kebakaran hutan adalah kegiatan manusia untuk  membuat kebun-kebun besar, hutan tanaman cepat tumbuh,  penggembalaan ternak dan ladang-ladang tanaman pangan.

Namun beberapa hal tentang penyebab kebakaran hutan karena perladangan oleh masyarakat lokal masih dapat diperdebatkan.  Karena kegiatan perladangan dengan membakar ini telah dipraktekkan bertahun-tahun oleh masyarakat desa.

Praktek seperti perladangan ini lebih mudah diduga lokasinya, biasanya berlokasi di pinggir-pinggir sungai pada areal yang jauh dari desa, dan umumnya lahan tidak luas dan dibakar secara terkendali.

Bahkan kelompok ahli yang terdiri dari Ribeiro Filho, Adams, Manfredini, Aguilar, & Neves (2015) [2] menyatakan bahwa  perladangan berpindah oleh masyarakat tradisional adalah praktek yang berkelanjutan. Seperti berikut pernyataannya:

Traditional shifting cultivation is a sustainable practice wherein the main effects on soil consist of an increased pH level and a reduction in the N and C contents 

Kemiskinan juga menjadi pendorong bagi terjadinya kebakaran hutan. Untuk mempertahankan penghidupannya mereka yang miskin seringkali bermigrasi ke kota, bekerja apa saja dan seringkali mereka menjadi tenaga kerja yang diupah oleh para pemilik modal untuk menebang pohon-pohon hutan dan membakarnya guna menyiapkan kebun-kebun baru.

2.   Kapan Kejadian Kebakaran Hutan Besar Terjadi di Indonesia ?

Yang saya ketahui bahwa kebakaran hutan terjadi setiap tahun secara bervariasi jumlahnya di seluruh wilayah Indonesia.

Selama dua dekade terakhir,  kebakaran hutan besar telah terjadi pada waktu-waktu berikut ini (Global Forest Watch Fires , 2019):

  • Tahun 2002 (data dari 26-April  s/d 22-Desember 2001
  • Tahun 2006 (data dari 05-April  s/d 01- Desember 2006)
  •  Tahun 2015 (data dari 07-Juni s/d 31- Desember 2015); dan
  • Tahun 2019 (data sampai dengan 27 Mei 2019)

Lihat gambar di bawah ini.

data kebakaran hutan Indonesia WRI


Secara grafis luas areal hutan yang terbakar digambarkan seperti di bawah ini

Luas Kebakaran Hutan Indonesia

3.   Apa Dampak Yang Ditimbulkan Oleh Kebakaran Hutan ?

Kita yang bekerja saat itu menyadari bahwa dampak kebakaran hutan ini sangat besar, selain menyebabkan:
  • punahnya keanekaragaman hayati  baik hewan ataupun tumbuhan,
  • rusaknya usaha pertanian dan perkebunan, juga
  • diliburkannya kantor dan sekolah,
Selain itu, kerugian ekonomi Indonesia akibat kebakaran hutan sangatlah besar. Menurut beberapa pustaka, ditaksir Indonesia rugi US $ 4,5 Milyar pada tahun 1997/1998 dan US $ 16 Milyar (Bank Dunia, 2016)[3]

Asap dari kebakaran hutan ini menyebabkan polusi udara  sehingga berdampak bagi kesehatan warga masyarakat yang terkena asap.

Gangguan kesehatan atau penyakit yang biasa timbul akibat dari asap kebakaran hutan antara lain ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) dan kematian bayi  secara prematur.
Contohnya: pada tahun 2015  lebih dari 500.000 orang di Indonesia dan Singapura menderita ISPA  dan ditaksir lebih dari 100.000 kematian bayi secara prematur (Koplitz et al., 2016; Sheldon and Sankaran, 2016)[4].

Untuk mengurangi terjadinya kebakaran hutan dan dampak kerugian yang ditimbulkannya pemerintah dapat meningkatkan upaya-upaya pembangunan desa termasuk pengentasan kemiskinan.

Kesimpulan

Kebakaran hutan selalu terjadi setiap tahun di Indonesia , terutama di musim kering yang diperkuat oleh El Nino.

Penyebab kebakaran hutan besar di Indonesia secara tidak langsung didorong oleh kebijakan pemekaran administrasi Kabupaten dan Desa, pembangunan infrastruktur dan ekonomi.

Meningkatnya  kebutuhan lahan untuk pertanian, perkebunan, industri kehutanan dan peternakan menyebabkan lahan-lahan hutan dan lahan gambut mendapat tekanan secara langsung berupa penebangan hutan (deforestasi) dan kebakaran  hutan.

Berbagai faktor, antara lain kebijakan, ekonomi dan budaya, mendorong pembukaan hutan (deforestasi) yang disertai pembakaran.

Upaya pengendalian kebakaran hutan dapat dilakukan pemerintah dengan cara melibatkan masyarakat lokal/desa melalui pembangunan desa dan pengentasan kemiskinan.



[1] Ryan B. Edwards, Walter P. Falcon, Matt M. Higgins, and Rosamond L, Naylor, 2018.  Causes of Indonesia’s forest fires. December 31, 2018
[2] Ribeiro Filho, A. A., Adams, C., Manfredini, S., Aguilar, R., & Neves, W. A. (2015). Dynamics of soil chemical properties in shifting cultivation systems in the tropics: A meta-analysis. Soil Use and Management, 31, 474–482
[3] World Bank (2016). “The cost of fire: An economic analysis of the 2015 fire crisis", Indonesia Sustainable Landscapes Knowledge Note 1. World Bank , Jakarta
[4] Koplitz, S., Mickley, L., Marlier, M., Buonocore, J., Kim, P., Liu., T., Sulprizio, M., Defries, R., and Jacob, D. (2016), “Public health impacts of the severe haze in Equatorial Asia in September-October 2015: demonstration of a new framework for informing management strategies to reduce downwind smoke exposure", Environmental Research Letters, 11: 0984923.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

Your Ad Spot

Pages