Post Top Ad

Your Ad Spot

Minggu, 14 November 2010

Akankah Sulfur Dioksida Dari Letusan Merapi Mampu Mendinginkan Bumi ?

Gunung Merapi telah memuntahkan sejumlah sulfur dioksida (SO2) ke lapisan stratosfer. Pada 4 - 8 November 2010 konsentrasi SO2 yang diakibatkan dari letusan Gunung Merapi telah diamati oleh OMI pada pesawat ruang angkasa NASA Aura dengan Satuan Dobson. Satuan Dobson adalah jumlah molekul gas yang akan diperlukan untuk membuat lapisan tebal 0,01 mm pada temperatur 0 derajat Celcius dan tekanan 1 (satu) atmosfer atau tekanan udara di permukaan bumi [1].


Sumber: Earthobservatory NASA

Lihat gambar konsentrasi SO2 dari Earth Observatory - NASA di atas, yang menunjukkan warna gelap merah-coklat artinya konsentrasi makin besar, sebaliknya warna oranye terang : makin berkurang konsentrasi SO2-nya.

Dampak Sulfur Dioksida

Letak Merapi yang berada di daerah katulistiwa (7,5° Lintang Selatan) dapat memberikan dampak pada suhu global kata Simon Carn ilmuwan Ozone Monitoring Instrument (OMI) dari Michigan Technological University [1]. Dampak SO2 sangat bervariasi tergantung dari volume yang dilepaskan, posisi geografis terjadinya emisi gas, ketinggian (altitude) tempat gas ini terkonsentrasi serta pola cuaca atau pergerakan angin.

SO2 di lapisan Stratosfer akan memicu reaksi kimia yang menyebabkan aerosol memantulkan sinar matahari selama berbulan-bulan, bahkan bisa bertahun-tahun. Mudah diduga jika semakin lama sinar matahari dipantulkan keluar atmosfer, terjadilah pendinginan iklim global.

Jika SO2 terbang lebih tinggi lagi maka akan bereaksi dengan uap air membentuk ion-ion sulfat, pada akhirnya dapat menambah resiko terjadinya hujan asam. Jika SO2 melayang beberapa meter di atas muka tanah, maka dapat menyebabkan iritasi kulit dan mata serta iritasi saluran pernafasan atas (ISPA).


Pinatubo lepaskan SO2 lebih besar dari Merapi

Ilmuwan OMI tersebut selanjutnya mengatakan bahwa SO2 yang dilepaskan Gunung Merapi di awal bulan November ini hanya 1 persen dari apa yang dilepaskan oleh Gunung Pinatubo di Filipina pada tahun 1991.


Gambar Kolom abu vulkanik yang diletuskan oleh Gunung Pinatubo, 1991 (Sumber: USGS, 1991)


Sekitar 45 hari setelah letusan Gunung Pinatubo, antara 14 Juni - 16 Juli 1991, para peneliti mencatat bahwa sulfur dioksida dan awan aeorosol telah membentuk semacam pita lebar yang mengelilingi bumi di sekitar katulistiwa, lebarnya antara 20° - 50 ° garis Lintang Bumi. Di luar dari pita sebaran SO2 dari Pinatubo, terdapat awan aerosol vulkanik. Selama setahun kemudian, SO2 terus bergerak ke arah Kutub Utara dan Kutub Selatan sampai menutupi seluruh bumi, karena dibawa angin stratosfer yang menuju ke kedua kutub bumi [2].


Gambar Satelit Distribusi SO2 dari Letusan G. Pinatubos dan awan abu aeorosol (warna: merah dan kuning) antara 14 Juni - 26 Juli 1991 (Sumber: Proyek Satelit SAGE II - NASA [2]


Aerosol yang tertahan di atmosfer secara bertahap kemudian jatuh kembali ke bumi. Sementara itu aerosol yang masih menunggu giliran jatuh, memblokir sebagian sinar matahari dan panas yang sampai di permukaan bumi sehingga terjadi penurunan suhu global. Ya, letusan Gunung Pinatubo telah diikuti oleh pendinginan iklim global[3].

Akankah letusan Gunung Merapi akan berdampak sama dengan Pinatubo ? Mungkin, alam sedang dalam proses menciptakan keseimbangan baru setelah manusia memanaskan bumi.

Sources:
1. Earthobservatory NASA, Eruption at Mount Merapi, Indonesia, download: 12/11/2001
2. Pidwirny, M. (2006). "Causes of Climate Change". Fundamentals of Physical Geography, 2nd Edition. Date Viewed. http://www.physicalgeography.net/fundamentals/7y.html
3. Exploring Earth, Effect on Climate?, http://www.classzone.com/books/earth_science/terc/content/investigations/es0906/es0906page10.cfm?chapter_no=investigation

Related Posts:
1. 194 Orang Tewas dan Lebih 370.000 Pengungsi Akibat Letusan Merapi # Updated: 11/11/2010.
2. 4 Times: Mount Merapi Spewed Hot Clouds of Ash (29/10)
3. Resiko Burung Besi Terbang Dalam Awan Abu Gunung Berapi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

Your Ad Spot

Pages