Post Top Ad

Your Ad Spot

Rabu, 10 Februari 2010

Emisi CO2 dan Pengurangannya Di Masa Datang


Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) telah menyatakan bahwa pemanasan global berdampak sangat berbahaya bagi kehidupan, seperti: kenaikan suhu bumi 2 - 4 ° C. Kenaikan suhu ini akan mengancam ekosistem yang rentan seperti terumbu karang dan mengakibatkan kenaikan permukaan air laut. Lebih lanjut, kenaikan suhu bumi pada kisaran 4 - 6 ° C akan mengubah pola cuaca.

Dalam skenarionya IPCC menyatakan bahwa konsentrasi CO2 akan terus meningkat apabila tidak distabilkan, dan dapat mencapai kisaran 700 - 1000 ppm pada akhir abad 21.

Berapa ukuran konsentrasi emisi CO2 di atmosfer yang aman ? Menurut pendapat para ahli adalah 350 ppm (parts per million) - suatu nilai volume yang telah dinyatakan oleh para ilmuwan top dunia sebagai ambang batas yang paling aman untuk karbon dioksida di planet kita.

Padahal, sekarang ini kandungan CO2 kita berkisar 380 ppm. Untuk menstabilkan tingkat emisi CO2 di atmosfer ini sangat tergantung dari kemampuan kita dalam melakukan perubahan yang signifikan terhadap infrastruktur energi.

Emisi CO2 pada tingkat stabilisasi kurang dari 500 ppm, menurut para ahli, akan sangat sulit dicapai pada 2050. Kecuali emisi CO2 saat ini dapat diturunkan secara tajam sebelum tahun 2020.

Di atmosfer terdapat CO2 dan gas-gas lain adalah hal yang alami. Demikian pula halnya, ketika gas-gas ini menciptakan efek pemanasan, yang serupa dengan pemanasan di dalam sebuah rumah kaca, sehingga dinamakan "efek rumah kaca".

Namun ketika konsentrasi CO2 di atmosfer tinggi, maka mengakibatkan lebih banyak energi infra merah (panas) yang terjebak di atmosfer. Panas atau suhu planet kita akan meningkat dan menjadikan atmosfer dan permukaan bumi lebih hangat.

Upaya melakukan pegurangan emisi CO2 dan efisiensi energi sangat tergantung dari kebijakan dan program setiap negara dalam memanfaatkan sumberdaya alam dan teknologi canggih, antara lain:

1. Beralih dari bahan bakar minyak atau batubara ke bahan bakar gas alam (langkah ini bersifat transisi, tidak untuk jangka panjang).

2. Energi Nuklir

3. Energi Terbarukan (Tenaga Angin, Tenaga Matahari, Panas Bumi dan Tenaga Air)

4. Bio-products

5. Penangkapan dan Penyimpanan Karbon

6. Teknologi kendaraan bermotor canggih

7. Melakukan hal-hal yang berbeda


Bagaimana dengan pemerintah Indonesia ? Akankah melakukan investasi untuk lingkungan hidup dalam jangka panjang ? Tentu, kita sangat mengharapkan pemerintah melakukan hal-hal tersebut, sejalan dengan upaya pengurangan emisi CO2 melalui rehabilitasi hutan, reboisasi dan penghijauan

Secara individu kita sebagai warganegara Indonesia, paling tidak, diharapkan dapat melakukan hal-hal yang berbeda dari apa yang biasa kita lakukan selama ini untuk lingkungan hidup kita. Kita, misalnya, dapat memanfaatkan teknologi informasi untuk bekerja jarak jauh, tele-konferensi, penggunaan email (tanpa kertas) dan menggunakan layanan on-demand atau mobile; sehingga mengurangi limbah dan menghindari berpergian dengan kendaraan bermotor yang pada gilirannya mengurangi emisi gas rumah kaca.

Related Posts:
Hari ini, Hari Aksi Iklim Internasional (International Day of Climate Action): Apa Peran Serta Anda ?



Reblog this post [with Zemanta]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

Your Ad Spot

Pages