Post Top Ad

Your Ad Spot

Senin, 05 Oktober 2009

Tips Membantu Anak-anak Mengatasi Masalahnya Setelah Terjadi Gempa Bumi

Perlindungan terhadap perilaku anak-anak setelah kejadian gempa bumi perlu dilakukan para orang tua. Hal ini seringkali luput dari perhatian, ketika musibah dan kekalutan telah menimpa paska gempa.

Alih-alih memberikan teladan kepada mereka, orang-tua seringkali sengaja atau tidak, malah menghardik mereka, berbicara lebih kasar dan keras. Kesedihan si anak-pun bertambah, air mata semakin tumpah dan ketidakberdayaan sang anak semakin tampak! Hal ini sebenarnya justru mendorong mereka ke arah "trauma" berkepanjangan.

Kemungkinan besar, seorang anak akan mencoba untuk mengendalikan perasaan mereka baik berupa ketidak-berdayaan ataupun ketakutan. Ketakutan menghinggapi anak-anak setelah bencana gempa bumi, misalnya, takut seseorang akan terluka atau tewas, takut dia akan dipisahkan dari keluarga atau takut dia merasa ditinggalkan sendirian.

Biasanya, mereka mencoba untuk mengingkari perasaan mereka sendiri sebagai tanggapan (yang merugikan diri sendiri) atas akibat bencana yang terjadi.
Seorang anak mungkin mampu mengatasi dengan baik segera setelah gempa terjadi. Anak ini bisa "menunda" dan menyimpan perasaan tersebut, namun mungkin saja perasaannya diekspresikan atau diwujudkan beberapa bulan kemudian , misalnya, ketika gempa bumi susulan terjadi. Kejadian ini normal saja. Oleh karena itu disarankan kepada orang tua untuk lebih memberikan perhatian kepada mereka, segera setelah bencana gempa bumi terjadi.

Segera setelah bahaya gempa bumi berlalu

Mungkin saja, setelah gempa bumi berlalu, beberapa anak terpisah dengan orang tuanya, kehilangan orang-tuanya karena tewas atau mereka masih tetap berkumpul dengan keluarganya. Apapun keadaannya, sebagai orang tua, anda diharapkan bisa tetap tenang karena anak-anak akan melihat bagaimana anda bersikap dan bertindak dalam membantu orang lain. Disarankan beberapa tindakan orang tua kepada anak-anak, segera setelah bahaya gempa bumi berlalu, sebagai berikut:

  • Membiarkan anak-anak tahu bahwa anda mengerti mengapa mereka takut.

  • Menghibur mereka dengan pelukan atau kata-kata menenteramkan.

  • Meyakinkan mereka bahwa orang tua mereka tahu di mana mereka berada atau tempat-tempat di mana mereka boleh pergi atau aman bermain.

  • Orangtua mereka akan datang sehingga mereka bisa berkumpul secepat mungkin.

  • Memberikan rasa aman kepada anak-anak karena mereka ada bersama anda.



  • Setelah gempa bumi, beberapa hari atau minggu kemudian.

    1. Usahakan anak-anak bisa kembali ke rutinitas sesegera mungkin dan bantulah mereka untuk tidak terlalu takut lagi terhadap bencana, dengan cara:

  • Mengungkapkan keprihatinan anda sendiri secara terbuka, dan membiarkan anak-anak tahu bahwa hal itu normal jika merasa takut.

  • Mendorong anak untuk berbicara tentang ketakutan mereka.

  • Membantu mereka untuk membedakan: apa yang nyata dan apa yang tidak nyata.

  • Mendorong mereka untuk mengungkapkan perasaan mereka, antara lain dengan menggambar atau menulis.

  • Dengan demikian diharapkan anak-anak menjadi tidak terlalu takut hal-hal yang mereka mengerti.

    2. Jika, seorang anak atau bahkan remaja mulai mengalami kesulitan makan atau tidur, "ngompol" atau mangeluh sakit dan rewel. Ini tanda-tanda "kemunduran" perilaku anak-anak atau tindakan "kekanak-kanakan" yang muncul kembali saat mereka stres. Disarankan jangan mengkritik anak-anak atau menyebutnya "kekanak-kanakan."

    3. Perhatikan terus tanda-tanda tekanan emosional yang mungkin terjadi pada anak-anak, seperti mimpi buruk, kenangan atau ingatan peristiwa buruk gempa bumi. Jika seorang anak terus menjadi terganggu selama lebih dari beberapa minggu, keluarga mungkin perlu mencari konseling profesional.

    Sementara sebagian besar anak-anak sembuh sepenuhnya setelah bencana, anak lainnya mungkin memiliki lebih banyak masalah jangka panjang yang memerlukan perawatan, termasuk depresi dan post-traumatic stress disorder.

    Perlu bagi para orang tua untuk memahami perilaku anak-anak mereka, sekalipun mereka sadar bahwa mereka juga mungkin menderita. Orangtua mungkin takut untuk meninggalkan anak-anak mereka setelah bencana. Beberapa orang tua mungkin marah atau kecewa karena anak-anak mereka (menjadi) takut. Itu semua normal, namun yang paling penting adalah meyakinkan dan memberikan dukungan agar anak-anak ini sembuh dari trauma abadi setelah gempa bumi terjadi.

    Related Posts:
    1. 7 Aksi Penting Setelah Gempa Bumi Berlalu
    2.10 # Aksi Saat Terjadi Gempa Bumi
    3.

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Post Top Ad

    Your Ad Spot

    Pages