Post Top Ad

Your Ad Spot

Rabu, 03 Februari 2010

"Climate Refugees": Film Tentang Manusia vs Perubahan Iklim



"Climate Refugees" atau "para pengungsi iklim " adalah salah satu film dokumenter yang terpilih dalam festival Sundance 2010, bercerita tentang manusia yang tengah menghadapi perubahan iklim.

The film really is about the human face of climate change and how the intersection of overpopulation, overconsumption, lack of resources and a changing climate are all colliding now within civilization -- and what's happening is climatic migration.


Film yang disutradarai oleh Michael Nash menampilkan wajah (peradaban) manusia yang tengah terancam oleh perubahan iklim. Benua dan pulau-pulau yang padat penduduknya dan over-konsumsi telah berkurang sumber daya alam-nya. Konsekuensinya, terjadi pengungsian besar-besaran.

Para pengungsi ini dipaksa meninggalkan tanah mereka karena mereka benar-benar tidak bisa lagi bertahan di sana, dan "dipaksa" untuk pindah ke tempat lain.

Telah didokumentasikan di film ini, pemanasan global yang terjadi di planet bumi telah menenggelamkan dengan cepat pulau-pulau Tuvalu di Pasifik Selatan; dampak kekeringan di Sudan, garis pantai yang rentan terhadap badai di Bangladesh, dan meluasnya gurun di Cina. Semua ini telah memaksa jutaan orang untuk berpindah tempat, mengungsi atau relokasi hingga ke luar perbatasan negara mereka. Siapa yang akan menerima para pengungsi ini dan bagaimana dampak yang akan terjadi, akibat kedatangan para pengungsi di tempat baru?

Pembuat film "Cimate Refugees", Michael Nash, seperti di lansir dalam web-site resmi, telah menghabiskan dua tahun melintasi dunia, mengunjungi berbagai "hot spot", seperti tempat terjadinya kenaikan permukaan air laut yang mengancam jutaan orang agar tetap bertahan hidup.

Didukung dengan visualisasi yang kuat dan kesaksian dari para korban perubahan iklim, politisi, ilmuwan, organisasi-organisasi relawan; Penulis skenario telah berhasil membunyikan alarm peringatan untuk kita semua. Diingatkan, dalam waktu dekat ini, para pemimpin negara di dunia untuk membuat kebijakan baru dan saling bekerja sama menciptakan solusi dalam upaya mengatasi krisis perubahan iklim .

"Climate Refugees" berhasil mengungkap kejatuhan (peradaban) manusia akibat dari perubahan iklim!

PBB menyatakan bahwa saat ini lebih banyak pengungsi yang terlantar akibat bencana lingkungan hidup daripada perang, lebih dari 25 juta pengungsi iklim, berikut permasalahan ekologis dari dampak para migran. Bahkan, para pakar telah memperkirakan, jumlahnya akan berlipat ganda hingga mencapai lebih dari 50 juta prang dalam waktu lima tahun ke depan.

Organisasi seperti IPCC dan Palang Merah memperkirakan pula bahwa antara 150 juta dan 1 milyar "pengungsi iklim" akan berpindah atau mengungsi dalam waktu empat dekade, namun tidak satu hukum internasional serta-merta dapat memberikan suaka, atau dengan tangan terbuka membantu "para pengungsi iklim" ini!

Bagi Indonesia, sebagai negara kepulauan yang berpenduduk padat, film seperti ini penting untuk warganya. Paling tidak, dengan menonton film ini kita menjadi melek (literate) tentang realitas perubahan iklim dan dampaknya, salah satunya, pengungsian atau migrasi penduduk. Selain itu, masalah yang didokumentasikan film ini "dekat" dengan kondisi kita saat ini. Bukankah sumber daya alam yang kita miliki cenderung makin menyusut, namun di sisi lain pertambahan penduduk meningkat pesat ?

Semoga kita berkesempatan untuk menonton film dokumenter ini, segera....

Source and Image Credit: Climate Refugees

Related Posts:
1.South to South Film Festival 2010: Ruang Kepedulian Pembuat Film Terhadap Isu Lingkungan Hidup, Gender dan HAM
2.10 "Eco Film" Yang Dibuat Enam Tahun Terakhir
3. "The Town That Was": Film Dokumenter Bencana Dari Aktivitas Penambangan
4. The Going Green Film Festival, 2010: Kontribusi Dunia Perfilman Untuk Lingkungan Hidup

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

Your Ad Spot

Pages