Post Top Ad

Your Ad Spot

Jumat, 19 Juni 2009

Sisi Lain Dari Perubahan Iklim: Beradaptasi Untuk Kesehatan (#5)

Perubahan iklim akan meningkatkan ancaman bagi jutaan orang di dunia sepanjang abad 21 ini, akibat dari dampak ekonomi dan bencana kemanusiaan, seperti kekurangan pangan dan air. Perubahan iklim telah membawa perubahan pola-pola musim dan perubahan pola-pola sebaran penyakit yang ditengarai akan sering terjadi di masa datang [1]. Peringatan ini disampaikan dalam suatu laporan terbaru dari University College London and The Lancet di London Inggris yang berjudul "The Grand Challenge of Global Health."

Nampaknya dampak serius dari naiknya suhu global terhadap kesehatan, selama ini, jauh dibawah perkiraan kita. Banyak aspek kesehatan manusia dipengaruhi oleh iklim, seperti:


  • Banjir atau tanah longsor yang sering terjadi dapat mengakibatkan kematian dan cidera.

  • Lingkungan tempat tinggal yang telah berubah akan mempercepat laju penyebaran penyakit yang disebabkan infeksi.

  • Pola-pola penyebaran penyakit dan kematian akan berubah contohnya penyakit malaria dan demam berdarah (dengue feve) yang menyebar keluar dari daerah tropis.

  • Kekurangan air dapat mengganggu sistem kebersihan atau mengurangi hasil tanaman pangan yang kemudian dapat mengakibatkan kurang gizi.


  • Khususnya pengaruh yang terakhir, bahwa berkurangnya produksi pangan dapat memicu kenaikan harga pangan global, sehingga dapat memperburuk keadaan bagi hampir satu milyar penduduk dunia yang kekurangan gizi saat ini, terutama di negara-negara India, Cina dan negara lain yang padat penduduknya. Jika hal seperti ini terjadi maka bukan hanya kita saja yang merasakan, tetapi juga anak-anak kita akan ikut merasakan dampaknya.

    Untuk beradaptasi terhadap perubahan iklim ini, berikut ini dituliskan kembali saran-saran UNDP Indonesia [2]:

  • Untuk mencegah dampak fisik bencana secara langsung, dalam beberapa kasus, resiko dapat dikurangi dengan reforestasi (penghutanan kembali). Tujuannya untuk mengurangi risiko longsor yang menyusul curah hujan lebat.

  • Untuk menghindari resiko bencana kemanusiaan, maka seluruh masyarakat perlu menetapkan zona-zona yang beresiko terhadap bajir dan longsor dan membuat rencana sistem peringatan dini untuk evakuasi.

  • Banyak tindakan adaptasi untuk kesehatan akan melibatkan penguatan sistem pelayanan dasar kesehatan dan pengobatan yang sudah ada – meluaskan penyebaran kesadaran kesehatan kepada rakyat agar lebih memperhatikan kebersihan dan soal penyimpanan air.

  • Menghambat penyebaran penyakit akan membutuhkan sistem pengawasan pola-pola penyakit lebih ketat. Pada waktu banjir, pengawasannya antara lain adalah dengan memonitor penyakit kolera. Untuk jangka panjang, pengawasan meliputi memonitor distribusi penyakit-penyakit yang disebarkan oleh nyamuk sambil memastikan rumah tangga mampu melindungi diri.


  • Akhirnya, mari kita berupaya untuk beradaptasi terhadap perubahan iklim dengan mulai memperhatikan kebersihan lingkungan kita, menanam pohon di lahan-lahan kosong milik kita atau mendukung upaya-upaya pemerintah dalam meningkatkan pelayanan dasar kesehatan di wilayah tempat tinggal kita.

    Sources:
    [1] University College London Institute for Global Health, http://www.ucl.ac.uk/global-health/igh
    [2] UNDP Indonesia, 2007. Sisi Lain Perubahan Iklim: Mengapa Indonesia harus beradaptasi untuk melindungi rakyat miskinnya.

    Related Posts:
    1. Sisi Lain Dari Perubahan Iklim: Beradaptasi Dengan Ketersediaan Air (#4)
    2. Sisi Lain Perubahan Iklim: Adaptasi Untuk Masyarakat Pesisir (#3)
    3. Sisi Lain Perubahan Iklim: Adaptasi oleh Para Petani (#2)
    4. Sisi Lain Perubahan Iklim: Beradaptasi Diatas Kearifan Tradisional (#1)

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Post Top Ad

    Your Ad Spot

    Pages