Post Top Ad

Your Ad Spot

Minggu, 07 Maret 2010

Energi Panas Bumi: Besar Potensinya, Terbatas Pemanfaatannya! (#8)


Banyak cara untuk memanfaatkan panas bumi sebagai sumber energi. Dari pembangkit listrik kecil dengan sistem pemompaan yang sederhana hingga pembangkit listrik yang kompleks berkapasitas megawatt (MW). Energi panas bumi (geothermal) merupakan energi terbarukan yang, dapat dikatakan, terdapat dimana-mana. Banyak negara telah menekankan pentingnya pemanfaatan sumber panas bumi sebagai solusi alternatif yang berkelanjutan untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, berikut dampak yang menyertainya seperti pemanasan global dan kesehatan masyarakat.

Pembangkit listrik panas bumi telah memasok kebutuhan tenaga listrik di 24 negara, lima diantaranya yaitu: Kosta Rika, El Salvador, Islandia, Kenya dan Filipina, 15% - 22 % dari total pasokan listriknya bersumber dari energi panas bumi [1]. Selain itu, pemanfaatan langsung energi panas bumi, misalnya, untuk pemanas ruang atau pemanas air dapat ditemui di 72 negara di dunia.

Artikel ini akan menguraikan secara singkat apa itu energi panas bumi, keuntungan dan kekurangannya serta potensinya termasuk di Indonesia.

Sampai dengan akhir 2004, pemanfaatan energi panas bumi untuk listrik di dunia mencapai daya: 57 Terra Watt hour (TWh)/tahun dan pemanfaatan langsung 76 TWh/tahun. Kapasitas terpasang pembangkit listrik saat itu adalah: 8.933 MWe. Kapasitas terpasang tersebut telah meningkat di tahun 2007 menjadi sekitar 9.700 MWe. Sebaran kapasitas terpasang pembangkit listrik panas bumi seperti gambar berikut ini.



Energi panas bumi adalah panas alami bumi yang tersimpan di dalam inti bumi, mantel dan kerak bumi. Di kerak benua diyakini temperatur berkisar antara 200 - 1.000° C hingga di pusat bumi, temperatur dapat mencapai kisaran 3.500 - 4.500 ° C. Melalui proses konduksi, aliran panas ditransfer ke bawah permukaan bumi melalui batuan. Rata-rata perubahan panas berkisar 25-30 ° C / km kedalaman, artinya temperatur akan meningkat 25-30 ° C jika makin dalam menuju kerak bumi. Produksi panas bumi umumnya dihasilkan oleh sumur-sumur dengan kedalaman lebih dari 2 Km tetapi tidak lebih dari 3 Km saat ini. temperatur pada kedalaman 1 Km sekitar 40 °C di berbagai tempat di dunia (dengan asumsi rata-rata temperatur udara tahunan dari 15 ° C) dan pada kedalaman 3 km temperatur berkisar antara 90-100 ° C.

Pada dasarnya, sulit untuk mengetahui potensi sebenarnya panas bumi di dunia karena terdapat banyak ketidakpastian. Menurut Dickson dan Fanelli, total energi panas isi bumi adalah 12,6 x 1024 MJ, dan bagian kerak bumi: 5,4 x 1021 MJ [2], bandingkan dengan total produksi pembangkit listrik dunia pada tahun 2005: 6.6 x 1013 MJ. Singkat kata potensi energi panas bumi sangat besar tetapi pemanfaatannya masih sangat terbatas, karena tergantung kondisi geologi, yaitu terdapatnya zat pembawa (fluida dalam fasa cair atau fasa uap) sehingga dapat melakukan transfer panas dari dalam kerak bumi ke zona bawah permukaan (reservoir) bumi, yang dikenal dengan perpindahan panas secara konveksi. Hal ini terjadi karena adanya kontak antara air dengan suatu sumber panas.

Eksploitasi panas bumi, umumnya, akan dilakukan pada daerah yang diketemukan fluida pada kedalaman kurang dari 4 km dengan temperatur diatas 180° C. Meskipun sejak dua dekade lalu kemajuan teknologi telah memungkinkan untuk membangun pembangkit listrik yang ekonomis dengan memanfaatkan temperatur panas bumi yang lebih rendah, hingga 100° / 125° C (sistem panas bumi bertemperatur rendah).

Fluida panas bumi setelah diubah menjadi energi listrik, kemudian diinjeksikan kembali ke dalam reservoir (bawah permukaan) dan ditambah rembesan air permukaan (recharge) menjadikan sumber energi panas bumi tersedia kembali, kemudian dimanfaatkan, diinjeksikan, dimanfaatkan kembali, demikian secara berkelanjutan (sustainable).

Keuntungan Energi Panas Bumi

Beberapa keuntungan Energi Panas Bumi:
- Sumber energi terbarukan yang tidak memerlukan bahan bakar untuk menghasilkan listrik.
- Emisi yang dihasilkan oleh energi panas bumi sangat rendah, atau dapat diabaikan, dibandingkan dengan emisi yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil
- Temperatur inti panas bumi konstan sepanjang tahun, sehingga ketersediaannya tidak dipengaruhi iklim.
- Berlimpah dan tidak akan habis.
- Pembangkit tidak memerlukan lahan yang luas, seperti energi air yang harus membangun bendungan, dan langsung dibangun di atas sumber energi panas bumi.

Kekurangan Energi Panas Bumi

Terdapat dampak negatif terhadap lingkungan, terutama polusi udara dan air, a.l:
- Fluida (cairan) yang diambil dari kedalaman bumi membawa campuran gas, seperti karbon dioksida (CO2), hidrogen sulfida (H2S), metana (CH4) dan amonia (NH3).
- Air panas dari sumber panas bumi secara terus-menerus akan menimbun/memunculkan jejak bahan kimia beracun seperti merkuri, arsenik, boron, antimon, dan garam.

Namun, ada solusi untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu: sebagian besar pembangkit listrik panas bumi menggunakan sistem "scrubber" untuk membersihkan udara dari hidrogen sulfida yang secara alami ditemukan dalam uap dan air panas.

Solusi terbaik untuk mencegah polusi adalah menyuntikkan sampai habis cairan panas bumi kembali ke bumi (solusi ini tidak hanya mengurangi risiko lingkungan, tetapi juga meningkatkan produksi). Cara menyuntikkan cairan kembali panas bumi di bumi ini jauh lebih ramah lingkungan daripada solusi "scrubber", sekalipun mengurangi emisi udara (CO2, H2S,CH4 dll), tetapi masih menghasilkan lumpur berair yang mengandung belerang tinggi dan vanadium( logam berat yang beracun dalam konsentrasi tinggi).

Konsumsi air dapat juga dianggap sebagai salah satu dampak negatif yang listrik tenaga panas bumi yang ada di lingkungan karena beberapa pembangkit listrik panas bumi tua akan membutuhkan banyak air untuk pendinginan, sehingga mempengaruhi ketersediaan air tanah di wilayah sekitarnya.


Potensi Energi Panas Bumi di Indonesia


Sistim hidrothermal temperatur tinggi (> 225°C) umum terdapat di wilayah Indonesia, hanya beberapa diantaranya yang mempunyai temperatur sedang (150 - 225°C). Kedua sistem panas bumi ini dikenal sangat potensial bila diusahakan untuk pembangkit listrik. Oleh karena itu, pemerintah menetapkan rencana peningkatan pemanfaatan energi panas bumi di Indonesia secara bertahap, dari 807 MWe pada tahun 2005 hingga 9500 MWe pada tahun 2025, yaitu 5% dari bauran energi Nasional atau setara 167,5 juta barrel minyak.

Pada saat ini kapasitas pembangkit listrik panas bumi Indonesia baru mencapai 1.169 MW. Direncanakan pada tahun 2014 kapasitasnya akan meningkat menjadi 4.733 MW, yaitu 2.137 MW untuk area Jawa-Bali dan 2.596 MW untuk area luar Jawa-Bali. Dilihat dari sisi potensi, Indonesia diperkirakan mempunyai sumberdaya panas bumi sekitar 30-40% dari potensi panas bumi dunia dengan potensi listrik sebesar 27.510 MWe dan potensi cadangan 14.172 MWe, terdiri dari cadangan terbukti 2.287 MWe, cadangan mungkin 1.050 MWe dan cadangan terduga 10.835 MWe [3]

Potensi energi panas bumi yang menjanjikan, tetapi belum dimanfaatkan maksimal! Mengingat cadangan panas bumi di Indonesia yang besar, sudah sepantasnya pemerintah mengembangkan pembangkit listrik tenaga panas bumi, antara lain melalui peningkatan produksi dan capacity building, termasuk di dalamnya peningkatan kualitas sumberdaya manusia dan penguasaan teknologi.


Referensi:
[1]. Bertani.R,2009. Geothermal Energy: An Overview On Resources and Potential, Enel Green Power, Italy, Proceedings of the International Conference on National Development of Geothermal Energy Use and International Course/EGEC Busiess Seminar on Organization of Successful Development of A Geothermal Project, K. Popovski, A.Vranovska, S. Popovska Vasilevska, Editors
[2] Dickson dan Fanelli, 2004, What is Geothermal Energy? Istituto di Geoscienze e Georisorse, CNR , Pisa, Italy,
[3] Nenny Saptaji, Sekilas Tentang Panas Bumi, Institut Teknologi Bandung: Bandung, Indonesia.

Related Posts:
1. Energi Air: Listrik Mikro Hidro Untuk Mengusir Kegelapan Pedesaan (#7)
2. Energi Surya: Keuntungan-, Kerugian-, dan Potensi-nya di Indonesia (#6)
3. Energi Angin: Akankah Ladang Angin Menjulang di Indonesia ? (#5)
4. Biomassa: Baru Dimanfaatkan 0.64% dari Potensinya di Indonesia (#4)
5.Energi Terbarukan: Mampukah Menyumbang 17% dari Bauran Energi Indonesia Pada 2025? (#3)
6.Energi Nuklir: 437 Reaktor Nuklir Telah Dibangun Sampai 2009 (#2)
7.Gas Alam untuk Mengurangi Emisi CO2 dan Menghemat Energi (#1)
8.Emisi CO2 dan Pengurangannya Di Masa Datang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

Your Ad Spot

Pages