Post Top Ad

Your Ad Spot

Rabu, 20 Januari 2010

Tidak Perlu Resah, Bersiaplah Menghadapi Bencana Gempa Bumi dan Tsunami

Peringatan telah disampaikan tim ahli seismologi, John McCloskey - profesor di Institut Riset Sains Lingkungan Hidup di Universitas Ulster, Irlandia Utara - yaitu tidak berkurangnya ancaman gempa penyebab tsunami yang dahsyat dengan skala kekuatan lebih dari 8,5 di tambalan Mentawai dengan potensi timbulnya korban jiwa sebesar tsunami Samudera Hindia tahun 2004.

Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) telah menanggapi peringatan tersebut di Padang, Senin (18/1/2010), seperti diberitakan Antara New:
"Yang penting kita harus siap dan jangan sampai resah. Kita juga bermohon kepada Sang Khalid agar bencana gempa dan tsunami tak terjadi lagi di Sumbar."


Padang, kota berpenduduk padat: 380.402 jiwa, merupakan salah satu tempat yang memiliki resiko tsunami tertinggi di dunia, karena rentan terhadap bahaya gempa bumi, yang memicu munculnya tsunami, dan padat penduduknya.

Kekuatiran bahwa tidak cukup waktu untuk menyelamatkan diri (evakuasi) ke tempat aman, dalam selang waktu antara saat gempa utama terjadi hingga munculnya tsunami, masih menghantui warga kota Padang dan daerah berbahaya di sekitarnya, terutama mereka yang bermukim di pinggiran pantai.

Untuk itu warga ini telah meminta pemerintah kota dan pihak terkait lainnya menambah jalur evakuasi untuk digunakan jika terjadi bencana tsunami, seperti yang dilansir Media Indonesia (18/1/2010). Telah muncul kesadaran warga paska tragedi gempa bumi Padang 2009 untuk mempersiapkan diri terhadap bencana gempa bumi dan tsunami.

Yang terakhir ini cukup mendapat perhatian dan prioritas pemerintah. Namun, saat ini masih terdapat kendala dalam hal pelebaran jalur evakuasi. Karena memerlukan pembebasan lahan pemukiman warga di sepanjang jalur evakuasi yang membutuhkan waktu.

Kota Padang memang telah memiliki informasi spasial tentang jalur dan route evakuasi sebagai salah satu upaya antisipasi tsunami. Informasi ini telah disebarluaskan oleh harian lokal Singgalang (26/12/2005) dalam bentuk Peta Antisipasi Penanggulangan Tsunami.


Selain perencanaan jalur evakuasi, disarankan beberapa strategi persiapan menghadapi gempa dan tsunami, antara lain: pengembangan sistem peringatan dini, latihan evakuasi dan penyuluhan untuk mendidik warga masyarakat bahaya atau resiko tsunami.

Pada akhirnya, strategi evakuasi memerlukan dukungan infrastruktur dan bangunan yang kokoh yang memenuhi standar bangunan tahan gempa, misalnya: untuk jembatan dan bangunan tinggi. Jembatan menjadi faktor penting dalam evakuasi, karena memperlancar evakuasi dan menghindari warga terisolasi oleh kondisi alam aliran sungai. Demikian halnya dengan bangunan, perlu untuk meneliti ulang struktur bangunan tinggi atau bertingkat yang ada saat ini. Karena terbuka kemungkinan untuk evakuasi warga secara vertikal, jika waktu untuk menyelamatkan diri sangat pendek (mendesak). Semua ini memerlukan komitmen dan upaya yang sungguh-sungguh dari kita dalam kerangka persiapan menghadapi tsunami.

Betul, imbauan Gubernur Sumbar tersebut, bahwa kita harus siap dan tidak perlu resah. Karena kita memang hidup berdampingan dengan bencana gempa bumi dan tsunami.

Related Posts:
1. Scientist Prediction: Earthquake and Tsunami Are Potential Strike at West Sumatra
2. Death Toll by Padang Quake Has Reached About 838 People (Until 18.30 pm, 3/10, Saturday)
3. Building Damage Due to Earthquake in Padang, Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

Your Ad Spot

Pages